Cerita Sherly, Mahasiswa Unair yang Jalani Serunya Berpuasa di Yunani

Jakarta – Kisah para pelajar yang berpuasa di luar negeri patut disimak. Salah satunya adalah mahasiswa bernama Unair yang berimigrasi ke Yunani.

Demikian Prasherly Anura Dinda, mahasiswi Universitas Airlangga (Unair) yang tengah mengamati Ramadhan dan Idul Fitri di Thessaloniki, Yunani. Kemunculannya di Alam Para Dewa disebabkan oleh Shirley. Dia berpartisipasi dalam pertukaran pelajar di Universitas Aristoteles Thessaloniki, Yunani.

Belajar, menjadi sukarelawan, dan berkeliling kota

Diakui Shirley, puasa di Thessaloniki sangat menyenangkan. Aktivitas sehari-harinya tidak hanya sekedar belajar. Namun, mereka juga mengikuti beberapa kegiatan sukarela berbagi makanan di pusat kota.

Baca Juga: Kisah Mia dan Nia, Saudara Kembar yang Lulus Ujian SNBP 2024 di Unair

Apalagi Sherly mengisi kesehariannya dengan jalan-jalan keliling kota karena hobinya fotografi. Selama city tour, ia juga ingin belajar tentang sejarah kota Thessaloniki yang indah.

“Bagi saya, puasa di sini tidak terlalu sulit. Kurang lebih seperti di Indonesia. “Di sini saya bisa memulai puasa pada pukul 04.30 pagi dan berakhir pada pukul 04.30 sore,” ujarnya, dikutip situs Unair, Jumat (4/12/2024).

Kota Thessaloniki identik dengan bangunan-bangunan indah peninggalan zaman kolonial Turki. Banyak bangunan masjid kuno yang dijadikan tempat wisata. Dan merpati yang duduk di halaman adalah ciri khas kota ini.

Kota ini dikelilingi pegunungan tinggi dan terletak di Laut Mediterania. Dan suhu udara yang hanya berkisar 24-25 derajat membuat mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) ini merasa nyaman dengan perut kosong di kota.

“Thessaloniki adalah kota tertua di Yunani. Ada banyak peninggalan kuno, seperti koloni Turki. Ada banyak gedung-gedung tinggi. Namun yang istimewa, bangunan di daerah pegunungan tidak bisa hanya setinggi tiga lantai. “Cuacanya juga bagus. Meski angin cukup kencang,” imbuhnya.

Shirley menambahkan, karena waktu musim panas, ada perubahan pada postingan di sana. Yakni perubahan waktu akibat perubahan musim.

Baca selengkapnya: 3 Tips Merayakan Idul Fitri bagi Pelajar Internasional

Shirley juga mengucapkan terima kasih atas makanan gratis yang diberikan pihak universitas sebanyak tiga kali sehari saat waktu berbuka puasa. Ia segera berlari menuju kantin untuk berbuka puasa.

Memanfaatkan fasilitas kampus untuk berdoa.

Shirley mengatakan hanya ada satu masjid di Thessaloniki. Pasalnya, mayoritas penduduknya menganut agama Ortodoks. Ia juga mengungkapkan keprihatinannya karena tidak ada Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) di Thessaloniki, Yunani.

Selama menjalani kebaktian, Shirley mengaku banyak memanfaatkan fasilitas kosong di kampus, seperti co-working space. Karena di universitas tidak ada tempat ibadah seperti masjid. serta sambutan dari staf akademik dan petugas ibadah

“Karena mayoritas penduduknya beragama Ortodoks. Itu sebabnya hanya ada 1 masjid di kota ini. Juga tidak ada masjid di kampus. Jadi saya memanfaatkan beberapa fasilitas kampus yang kosong. “Alhamdulillah. Kapan saya diperbolehkan beribadah? Petugas mengizinkan saya menggunakan tempat ini,” kata Shirley.

Sayang sekali saya tidak bisa bertemu keluarga saya.

Menjelang Idul Fitri, Sherly mengaku sedih karena tidak bisa bertemu keluarganya. Dia tidak bisa pulang, meninggalkan kota, atau pergi keluar bersama teman-temannya.

“Sungguh menyedihkan. Bahwa saya tidak bisa merayakan Idul Fitri bersama keluarga tahun ini. yang biasanya tidak bisa pulang pada waktu tersebut. Dan lebaran biasanya seru setiap tahunnya. Tapi kali ini aku harus sendirian. “Saya mungkin rindu kampung halaman pada awalnya. Tapi apa pun yang terjadi, saya harus memenuhi tugas saya di sini,” katanya.

Shirley menambahkan, dia menghabiskan Ramadhan dan Idul Fitri tahun ini dengan dukungan penuh dari keluarga dan teman-temannya. Hal yang sama berlaku untuk keluarga dan teman. tentang orang yang selalu membangunkannya untuk sahur atau menyuruhnya berbuka puasa.

“Rencana Idul Fitri tahun ini adalah pergi ke masjid untuk salat Id dan berkumpul dengan umat Islam lainnya. Mungkin saya hanya sedang video call dengan keluarga atau teman. Lalu merasakan suasana Idul Fitri. Saya akan memakai baju baru. “Aku akan membuat kuenya juga. Karena saya suka membuat kue,” simpulnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *